JERAWAT HORMONAL: KAPAN DIA MUNCUL DAN CARA MENGATASINYA
Jerawat hormonal adalah jerawat yang muncul akibat terjadinya fluktuasi hormon. Fluktuasi hormon dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormon, karena adanya hormon yang diproduksi dengan jumlah lebih banyak dari normal. Ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan produksi sebum yang berlebihan pada wajah, yang berpotensi membuat pori-pori tersumbat, tingginya pertumbuhan bakteri, dan munculnya jerawat.
Jerawat umumnya muncul pada waktu-waktu tertentu dalam hidup, seperti saat pubertas pada laki-laki dimana produksi hormon testosteron meningkat. Sedangkan wanita akan mengalami fluktuasi hormon pada waktu-waktu tertentu seperti saat menstruasi, berhenti mengonsumsi pil KB, kehamilan, serta saat peri-menopause dan menopause yang dapat menyebabkan munculnya jerawat hormon pada wanita.
Obat jerawat oles dapat digunakan untuk meredakan jerawat hormonal. Salah satu cara mengatasi jerawat hormon adalah dengan mengonsumsi pil KB yang akan membantu menyeimbangkan hormon sehingga kulit Anda kembali bersih dari jerawat.
PERANAN HORMON DALAM MEMICU MUNCULNYA JERAWAT
Produksi sebum, yaitu minyak yang melapisi permukaan kulit wajah, dipengaruhi oleh hormon androgen atau “hormon pria”. Hormon-hormon androgen, seperti hormon testosteron, juga terdapat di tubuh wanita dalam kadar rendah. Ketika jumlah hormon androgen lebih tinggi rasionya dibanding hormon lainnya di tubuh Anda, seperti hormon esterogen dan progesteron, maka produksi sebum akan meningkat.
Jika produksi sebum meningkat, maka pori-pori akan tersumbat oleh sebum berlebih dan sel-sel kulit mati. Kondisi inimenciptakan lingkungan yang tepat untuk perkembangbiakan jenis bakteri penyebab jerawat, seperti Propionibacterium acnes, dan membuat sistem imun tubuh bereaksi sehingga kulit meradang dan muncul jerawat hormonal
FASE MUNCULNYA JERAWAT HORMONAL PADA WANITA
Dibandingkan pria, wanita lebih rentan untuk memiliki jerawat. Hal ini disebabkan olehbeberapa fase penting dalam kehidupan wanita yang membuat hormon menjadi fluktuatif.
-
Pubertas di masa remaja
Fluktuasi hormon pertama yang Anda alami adalah pada masa pubertas remaja, yang membuat jerawat bermunculan. Saat pubertas, produksi hormon testosteron meningkat, baik pada remaja pria dan wanita. Pada remaja pria, peningkatan produksi hormon ini menyebabkan munculnya karakteristik pria, seperti rambut tubuh, rambut di wajah, serta massa otot dan tulang.
Karena wanita memiliki lebih sedikit hormon testosteron, maka peningkatan produksi hormon testosteron menyebabkan tumbuhnya rambut di kemaluan dan ketiak. Hormon ini juga meningkatkan massa otot dan tulang pada remaja wanita, serta menstimulasi produksi sebum di folikel rambut.
-
Wanita rentan berjerawat sebelum menstruasi
Bagi kebanyakan wanita, munculnya jerawat hormonal sebelum dan saat menstruasi merupakan hal yang umum. Studi menunjukan bahwa “Fluktuasi hormon bulanan yang terjadi saat siklus menstruasi berperan penting dalam peradangan jerawat. Sekitar 85 persen wanita dewasa melaporkan kalau kondisi jerawat mereka memburuk beberapa hari sebelum menstruasi.”
Seminggu sebelum menstruasi, kulit wajah akan memproduksi sebum lebih banyak. Ini diakibatkan oleh perubahan hormon yang terjadi selama siklus menstruasi.
- Selama fase awal dari siklus menstruasi, jumlah hormon estrogen menjadi lebih dominan.
- Di tengah-tengah siklus menstruasi, produksi hormon estrogen menurun, dan hormon progesteron menjadi lebih dominan.
- Kadar hormon testosteron cenderung stabil selama siklus menstruasi, sehingga saat produksi hormon estrogen menurun, produksi hormon testosteron meningkat. hormon testosteron berperan untuk mengontrol produksi sebum.
- Meningkatnya kadar hormon progesteron membuat kulit Anda sedikit membengkak, karenanya pori-pori kulit menutup. Kondisi ini, ditambah dengan produksi sebum berlebih akibat meningkatnya hormon testosteron yang menyebabkan sel-sel kulit mati terperangkap di dalam folikel rambut.
- Akhirnya, seminggu sebelum menstruasi, produksi progesteron menurun, membuat pori-pori kulit kembali terbuka. Bakteri pun masuk ke pori-pori, sehingga tercipta lingkungan yang tepat untuk terbentuknya jerawat saat haid.
-
Kehamilan bisa memicu jerawat
Masa kehamilan juga merupakan saat rentannya terjadi fluktuasi hormon. Banyak wanita hamil yang memiliki jerawat hormonal. Pada trimester pertama kehamilan, jerawat bisa menjadi parah. Namun, kondisi kulit biasanya akan membaik seiring berlanjutnya kehamilan. Hal ini berkaitan dengan berubahnya kadar hormon estrogen dan progesteron saat kehamilan.
-
Risiko munculnya jerawat saat menopause
Kebanyakan wanita mulai memasuki periode menopause ketika berusia 40-an dan 50-an. Pada masa peri-menopause dan menopause, kadar hormon estrogen pada tubuh wanita mulai menurun. Para peneliti mengamati bahwa wanita yang berjerawat pada masa menopause biasanya memiliki kadar androgen yang normal, tapi kadar estrogennya menurun. Perubahan rasio kedua hormon ini bisa memicu produksi sebum atau minyak pada kulit wajah, yang memicu munculnya jerawat.
CARA MENGATASI JERAWAT HORMONAL
Faktanya, kebanyakan jerawat dipicu oleh hormon. Walau ada cara-cara yang bisa Anda lakukan untuk meminimalkan ketidakseimbangan hormon – seperti pola makan sehat dan penerapan teknik-teknik mengurangi stres – Anda tidak dapat menghindari fase-fase penting dalam hidup yaitu pubertas, menstruasi, kehamilan, dan menopause.
Rutinitas perawatan kulit wajah sehari-hari, seperti membersihkan dan merawat kulit wajah yang rentan berjerawat dengan produk yang tepat , sangat besar perannya untuk membantu Anda terhindar dari jerawat hormonal. Begitu pula dengan penggunaan produk make-up yang sesuai. Jika diperlukan, Anda bisa menggunakan produk perawatan kulit berjerawat oles yang akan sangat membantu meredakan jerawat.
Namun jika jerawat Anda terus-menerus muncul, terutama sebelum menstruasi, maka Anda bisa mencoba menyeimbangkan hormon menggunakan obat-obatan. Obat-obatan yang bisa mengurangi efek hormon androgen pada kulit dikenal sebagai terapi anti-androgen. Salah tau terapi hormon yang ampuh mengontrol jerawat hormonal adalah dengan menggunakan pil KB.
Pil KB mengandung hormon estrogen dan progesteron dan dapat menghentikan produksi hormon androgen di tubuh Anda. Selain fungsinya sebagai alat kontrasepsi, pil KB juga membantu mengurangi produksi sebum di kulit wajah, sehingga mengurangi pori-pori tersumbat dan mencegah munculnya jerawat.
Namun perlu Anda ingat, tidak semua wanita bisa atau mau mengonsumsi pil KB. Ada faktor risiko yang harus Anda pertimbangkan, dan bisa jadi juga pil ini tidak cocok untuk Anda. Terutama jika Anda memiliki riwayat pembuluh darah tersumbat, memiliki tekanan darah tinggi, obesitas, atau seorang perokok.
Anda tidak perlu terlalu khawatir, masih ada bentuk pengobatan lain yang bisa dipilih. Konsultasikan dengan dokter kulit untuk melihat berbagai opsi yang tepat untuk Anda.